JAKARTA, JITUNEWS.COM - Berdasarkan pemaparan guru besar Sihombing, staf ahli Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), peluang pasar tikus putih masih sangat luas. Seperti, laboratorium farmasi, dan berbagai kalangan akademisi terutama fakultas kedokteran dan farmasi.
Saat ini Fakultas Peternakan IPB sendiri selalu menyuplai tikus putih untuk keperluan bahan percobaan mahasiswa, dosen, dan sebagian lainnya diekspor ke Jepang. Sihombing mengaku pernah menyuplai tikus putih sebanyak 100.000 ekor setiap 2 minggu kepada seorang eksportir yang bermukim di Jakarta. Umumnya tikus putih diekspor pada usia 1 hari dalam bentuk sudah dibekukan.
Selain sebagai binatang percobaan, tikus putih juga banyak diminati sebagai pakan reptil. Merebaknya hobi memelihara reptil ini ternyata turut mendongkrak permintaan tikus putih.
Satwa mungil ini digunakan sebagai pakan binatang peliharaan. Semisal ular, kura-kura, kodok Amerika, dan burung pemakan daging. Ada ratusan bahkan ribuan pet shop yang membutuhkan pasokan rutin tikus putih sebagai salah satu barang daganggannya.
“Melihat realita di lapangan, selain untuk memasok kebutuhan pasar dalam negeri ternyata tikus putih juga di minati pasar luar negeri,” pungkas Sihombing.
Secara terpisah, Husni, seorang pemasok pakan binatang di Pasar Ngasem Yogjakarta, mengaku, ia bisa melepas tikus putih sebanyak 300 ekor setiap hari. Tikus putih dewasa dijual seharga Rp 7.500 per ekor, untuk anak tikus putih seukuran ibu jari kaki seharga Rp 4.000 per ekor, sedangkan mencit dijual seharga Rp 2.500 per ekor. Semua tikus yang di ual tak lain untuk memenuhi pasar luar dan dalam negeri.
Husni menjelaskan, tikus putih juga dapat diolah menjadi tepung. Tepung daging tikus banyak dibutuhkan untuk meramu ransum pakan ternak.
“Tujuannya untuk menambah kandungan protein. Dengan demikian produktivitas ternak bisa menjadi lebih baik, maka tak sedikit orderan dari pasar luar yang minta tikus putih dalam keadaan kering,” pungkas Husni.
Saat ini Fakultas Peternakan IPB sendiri selalu menyuplai tikus putih untuk keperluan bahan percobaan mahasiswa, dosen, dan sebagian lainnya diekspor ke Jepang. Sihombing mengaku pernah menyuplai tikus putih sebanyak 100.000 ekor setiap 2 minggu kepada seorang eksportir yang bermukim di Jakarta. Umumnya tikus putih diekspor pada usia 1 hari dalam bentuk sudah dibekukan.
Selain sebagai binatang percobaan, tikus putih juga banyak diminati sebagai pakan reptil. Merebaknya hobi memelihara reptil ini ternyata turut mendongkrak permintaan tikus putih.
Satwa mungil ini digunakan sebagai pakan binatang peliharaan. Semisal ular, kura-kura, kodok Amerika, dan burung pemakan daging. Ada ratusan bahkan ribuan pet shop yang membutuhkan pasokan rutin tikus putih sebagai salah satu barang daganggannya.
“Melihat realita di lapangan, selain untuk memasok kebutuhan pasar dalam negeri ternyata tikus putih juga di minati pasar luar negeri,” pungkas Sihombing.
Secara terpisah, Husni, seorang pemasok pakan binatang di Pasar Ngasem Yogjakarta, mengaku, ia bisa melepas tikus putih sebanyak 300 ekor setiap hari. Tikus putih dewasa dijual seharga Rp 7.500 per ekor, untuk anak tikus putih seukuran ibu jari kaki seharga Rp 4.000 per ekor, sedangkan mencit dijual seharga Rp 2.500 per ekor. Semua tikus yang di ual tak lain untuk memenuhi pasar luar dan dalam negeri.
Husni menjelaskan, tikus putih juga dapat diolah menjadi tepung. Tepung daging tikus banyak dibutuhkan untuk meramu ransum pakan ternak.
“Tujuannya untuk menambah kandungan protein. Dengan demikian produktivitas ternak bisa menjadi lebih baik, maka tak sedikit orderan dari pasar luar yang minta tikus putih dalam keadaan kering,” pungkas Husni.
No comments:
Post a Comment
kasih